Saturday, March 28, 2009

Dolanan Jadul Magazine

By Kelik Supriyanto

Dolanan Jadul magazine adalah sebuah situs budaya masa lalu yang muncul tersingkap oleh kesadaran akan pentingnya mengabadikan puing-puing kebudayaan yang mulai terkubur oleh waktu. Serpihan-serpihan ingatan tersebut kami kumpulkan, diracik dalam adonan kata-kata dan disajikan dalam bentuk eMagazine agar enak dinikmati. Dijamin akan menyegarkan kembali dahaga ingatan akan lupa masa lalu anda.

Dolanan berasal dari kata dolan yang berarti pergi bermain. Dolanan mencakup permainan (game) dan mainan (toy).

Dalam dunia anak, bermain adalah sebuah kebutuhan. setiap anak mempunyai permainan maupun mainan yang disukainya. Jenis permainan ini akan dikenang dan tidak mudah dilupakan. Masa kanak-kanak akan menjadi kenangan yang tidak mudah terlupakan.

Mengenang masa lalu rasanya terasa indah. Kembali ke alam beberapa puluh tahun yang lalu. Kenangan akan terasa indah bila dapat diceritakan dan tentunya dituliskan. Orang lain juga perlu merasakan indahnya masa lalu dengan berbagai permainan yang sekarang hanya tinggal cerita.

Masa lalu tidak untuk direnungi apalagi diratapi, masa lalu hendaknya dijadikan cermin. Yang baik boleh kita kenang dan diajarkan dan yang buruk hendaknya bisa kita lupakan. Hari esok lebih penting tanpa harus mengingat mimpi buruk masa lalu.

Dolanan Jadul Magazine hadir sebagai wadah bagi siapapun yang ingin dan mengingat masa kanak-kanak untuk dilitererkan agar bisa dibaca oleh seluruh umat manusia didunia. Dunia cyberspace telah melumerkan batas-batas wilayah negara maupun bangsa. Dunia baru hasil mahakarya abad 21.

Untuk edisi perdana ini terdapat berbagai pengalaman bermain dengan berbagai alat permainan yang ada disekitar kita.

Dari Temanggung ada dua permainan yang diceritakan yaitu Maling-Malingan dan Pitik Jengkol. Dari Klaten sebuah permainan Tekongan. Dari Malang ada dua permainan yaitu Kethek Menek dan Ngeban. Sedang dari Yogyakarta ada permainan Gamparan dan Gambar Umbul.

Sedang mainan yang ditampilkan ada Othok-Othok Monyet dari Blitar, Yoyo, Senapan Klorak dan Ongkol Biji Asam dari Gresik. Jaran Goyang dari Kediri dan lainnya.

Semoga edisi perdana ini cukup memberi sedikit gambaran akan dunia yang hilang berupa permainan anak tradisional.

Langsung aja download disini.












Tuesday, January 27, 2009

Selayang Pandang Yogyakarta

By : Kelik Supriyanto

Popularitas calon presiden dari partai Republikan, Sultan HB X, nampaknya semakin menanjak saja. Otomatis wacana tentang Yogyakarta juga semakin meningkat. Sesuatu yang berhubungan dengan kota Gudeg juga semakin dicari orang. Salah satu buku yang patut untuk dibaca adalah "Selayang Pandang DIY". Buku ini akan memberikan banyak informasi dari soal Tiwul sampai soal sejarah keistimewaan Yogyakarta (Promosi....promosi.....).

Buku yang dicetak full color setebal 6o halaman ini juga berisi data tentang jumlah penduduk sampai data tentang potensi yang ada di Yogyakarta. Diceritakan pula berbagai upacara tradisional dengan mitos-mitos yang melatarbelakanginya. Semisal, labuhan dan siraman kereta kencana.

Dalam upacara labuhan di pantai Parangtritis. Masyarakat berebutan barang-barang labuhan yang terdampar di pantai karena dianggap mempunyai kekuatan gaib. Barang tersebut diyakini sebagai kiriman dari Kanjeng Ratu kidul. Mereka percaya bahwa bahwa jimat tersebut mempunyai kekuatan magis untuk menangkal gangguan alam, memperoleh kesejahteraan dan keberuntungan hidup. Hal yang sama berlaku untuk air bekas siraman kereta keraton, Kanjeng Kyai Jimat, yang dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Believe or Not. (Jimat lagi..jimat lagi....)

Buku ini selain untuk dibaca oleh masyarakat Yogyakarta, juga perlu dibaca oleh para wisatawan yang datang ke Yogyakarta, dan wartawan yang ingin meliput potensi wisata dan budaya yang ada. Atau hanya ingin mengagumi foto-fotonya, ya terserah saja.(promosi lagi....He...He...).

Terlalu berbusa-busanya saya mempromosikan buku ini sehingga ada seorang teman mulai bertanya.

"Lho kamu humasnya Intan Pariwara, ya. Kok getol sekali mempromosikan buku itu ?"
"Bukan. Saya bukan humasnya. Saya bukan keponakannya. Saya bukan tetangganya."
"Lho kok semangat sekali ?"
"Kebetulan saya penulisnya."
(Narsis...narsis....Luweh)

nb : buku konyol saya kok belum terbit ya. Habis, si Bos kena hepatitis A sih. Paling kelelahan saja. Makanya jangan terlalu bersemangat buat........nya. Eh. Ilustrasinya.

Nih, tak kasih lihat, empat halaman saja. Kalau pingin baca, bisa beli di bagian pemasaran Intan Pariwara Klaten.



Tuesday, January 20, 2009

Daun

By : Kelik Supriyanto

Daun merupakan bagian tubuh tumbuhan yang paling banyak mengandung klorofil sehingga fontosintesis paling banyak terjadi disini. Daun terbagi menjadi bagian epidermis, mesofil, dan jaringan pembuluh. Dari daun inilah Oksigen yang kita hirup setiap hari diproduksi. Setiap orang membutuhkan 175,244 kg oksigen pertahunnya. Setiap tahun pohon dengan tinggi 9,75 m menghasilkan 118,040 kg oksigen. Selain menghasilkan oksigen pepohonan juga berfungsi menyerap CO2 dan logam berat, mengurangi suhu udara, dan dapat mencegah adanya banjir dan longsor.

Bagi ibu rumah tangga, daun merupakan bahan makanan yang dibeli setiap harinya untuk dibuat sayur. Daun mengandung berbagai vitamin, mineral dan protein yang dibutuhkan oleh tubuh. Juga untuk bumbu masakan semisal daun salam, seledri dan daun serai. Bagi penjual makanan, daun digunakan untuk pembungkus terutama daun pisang dan daun jati. Bagi petani daun merupakan makanan utama ternak mereka. Daun tidak bisa dilepaskan dari kehidupan mereka.

Dibeberapa daerah daun sirih digunakan untuk menginang. Dan, dapat digunakan untuk mengobati sakit sariawan. Sirih mengandung zat antibiotika. Banyak jenis daun yang digunakan untuk pengobatan tradisional.

Dalam masyarakat tradisional beberapa daun dipercaya dapat menolak berbagai gangguan roh jahat semisal daun pohon kelor. Daun kelor diletakkan di pintu rumah dipercaya dapat menangkal santet. Mereka percaya daun kelor mempunyai aura positip sehingga dapat mengusir roh jahat yang beraura negatif. Ada yang menanam talas hitam dibelakang rumahnya untuk menangkal santet. Malah di Sumatra ada yang diberi minum rebusan daun bayam duri bagi yang sakit karena santet Buhul Cacing Abin.

Daun semanggi berdaun empat dipercaya dapat mendatangkan keberuntungan. Banyak taplak meja yang bermotif daun semanggi berdaun empat agar membawa keberuntungan bagi pemakainya. Belum lama ini di negara kita digegerkan oleh perdagangan daun aglaonema, gelombang cinta, yang dipercaya sebagai daun keberuntungan. Euphorbia juga dianggap membawa keberuntungan, karena bunganya yang mirip angka 8, dalam mithologi Cina sebagai angka keberuntungan.

Malah di gunung Kawi yang terletak 40 km dari kota Malang Jawa Timur, pengunjung yang datang kesana untuk mencari daun keberuntungan. Mereka pada tirakat di bawah pohon Dewandaru. Daunnya yang jatuh akan jadi rebutan karena mereka percaya daun yang diperoleh dapat mendatangkan kekayaan. Untuk mendapatkan daun tersebut kadang butuh berhari-hari atau berminggu-minggu dan duduk di bawah pohon tersebut. Daun yang didapat lalu dibungkus dengan uang kertas dan disimpan di dalam dompet. Kalau ternyata permintaannya dikabulkan, mereka akan datang ke tempat itu lagi untuk syukuran.

nb : Semua foto ini saya buat tidak menggunakan kamera. Daun-daun ini saya masukkan scanner terus diolah di photoshop. Jadi deh. Latihan jadi photoshoper.....(padune ra duwe kamera terus aneh-aneh. Luweh)