Monday, May 26, 2008
Markisa
Markisa bukan tanaman asli Indonesia tetapi berasal hutan Amazon di Amerika. Nama lain markisa yaitu yellow passion fruit, maracuja, yellow granadilla, pomme liane jaune. Buah markisa ada yang berwarna ungu (passiflora edulis) dan ada yang berwarna kuning (passiflora flavicarpa) . Keduanya rasanya masam. tetapi ada yang rasanya manis dengan biji berwarna putih (passiflora edulis forma flavicarpa).
Tanaman ini merambat dengan bantuan sulur berbentuk spiral. Daunnya berjari. Bunganya mekar pada siang hari berwarna putih keunguan. Penyerbukan biasanya dilakukan oleh lebah yang tertarik oleh bau harum, tetapi dapat juga melakukan penyerbukan sendiri. Buahnya berwarna hijau dan saat matang berubah menjadi kuning atau ungu.
Di Indonesia markisa dijadikan sirup. Dengan ditambahkan gula, natrium bisulfit, air berkaporit, serta larutan CMC. Lalu masukkan botol dan direbus dalam air mendidih untuk sterilisasi, sirup siap dipasarkan. Penghasil sirup markisa berasal dari Brastagi Medan dan Ujung Pandang. Minuman ini biasanya dihidangkan saat hari lebaran atau saat tahun baru.
pucuk daun batang
sulur
daun kuncup bunga
bunga mekar
putik
mentah matang
Sunday, May 25, 2008
Foto Wisuda
Kamera digital yang semakin murah telah menjadi barang wajib untuk mengabadikan moment wisuda ini. Ada juga yang menggunakan kamera handphone untuk memotret temannya yang wisuda, alasan kepraktisan dan lagi tren saat ini. Bagi para orang tua yang menyertai wisuda pilihan menggunakan studio dadakan yang ada diseputar lokasi wisuda telah menjadi pilihan. Kenangan akan studio foto dimasa lalu menggunakan layar bergambar telah melekat erat sebagai satu-satunya studo foto perekam anggota keluarga.
Wisuda bukan sebuah ujung. Bukan sebuah akhr perjuangan. Wisuda adalah awal menghadapi kehidupan yang nyata. Sebuah ujian, apakah ilmu yang kita dapat diperguruan tinggi akan dapat berguna bagi diri sendiri dan orang lain. Mahasiswa bukan pemulung ilmu pengetahuan yang membuat isi kepala menjadi keranjang sampah pengetahahuan dan ideologi. Saatnya mengosongkan isi kepala untuk diisi dengan ilmu yang lebih berguna.
Daripada ruwet mikiran masa depan, enakan nyari es campur yang ada diluar gedung wisuda. Sruput......seger.
Kamera digital
motret kawan
menatap masa depan
menawarkan jasa foto
menawarkan bunga
foto studio dadakan
didampingi orangtua
siap berfoto
memboyong seluruh keluarga
foto-foto wisuda
pemulung lewat
penjual es buah
Wednesday, May 21, 2008
Opera Diponegoro
lukisan penangkapan
Akhirnya opera Diponegoro gubahan Sardono W Kusumo, mampir di Yogyakarta. Pertama kali dipentaskan tahun 1995 di Asia Art Summit di TIM Jakarta, lalu doboyong ke Solo. Baru pada tahun 2002 dipentaskan lagi di Solo dan tahun 2008 ini dipentaskan di Pagelaran Keraton Yogyakarta dalam rangka peringatan hari Kebangkitan Nasional 20 Mei. Pemain sebanyak 100 orang dapat juga melambangkan sudah 100 tahun sejak Boedi Oetomo memploklamirkan diri tahun 1908. Perang Diponegoro, menurut seniman asal Solo ini, merupakan spirit munculnya kebangkitan nasional di tahun 1908.
Perlawanan Pangeran Diponeggoro yang dikenal dengan perang Jawa telah menelan korban sebanyak 200.000 jiwa dan membuat VOC mengalami kebangkrutan. Dalam opera dilukiskan penangkapan Diponegara di hari kedua lebaran yang mengakibatkan dia diasingkan dan meninggal di Benteng Rotterdam Makasar pada tanggal 8 januari 1855. Pementasan ini menurut Sultan HB X menjadi ajang silaturahmi antara budaya Yogyakarta dan Surakarta yang lama tidak saling menyapa.
Pementasan yang dihadiri oleh beberapa tamu penting seperti pengusaha Arifin Panigoro, dan beberapa pejabat dilingkungan Yogyakarta ini hanya terisi separuh dari tamu undangan. Masyarakat umum hanya dapat mengintip dari balik jeruji pagar keraton. Sejak dulu yang namanya rakyat memang hanya jadi penonton dari kejauhan. Tahta memang untuk rakyat, tetapi rakyat yang mana. Rakyat yang dekat dan dapat menyenangkan kekuasaan tentunya.
Tamu kehormatan
Pengasong rokok
Awal cerita
Perajurit berkuda
Slamet Gundono
Mengintip
Perajurit keraton
Dipanegara
Adegan penangkapan
Sardono W Kusumo
Rakyat jelata
seluruh crew
Tuesday, May 20, 2008
Pola Dasar
Pertama yang saya pelajari ketika belajar fotografi yaitu pola atau pattern. Beragam bentuk pola dapat kita temui diseliling kita. Pola-pola visual yang dapat digunakan untuk mengasah kepekaan kita terhadap pola dapat berupa garis lurus semisal anyaman tikar rotan bernama lampit. Pola berupa garis menyilang berupa anyaman bambu maupun berupa tampah penjemur beras. Pola anyaman ini juga ditiru ke dalam bentuk ubin teras. Pola melingkar sering kita jumpai pada keranjang buah maupun ventilasi udara.
Pola akan membentuk hasil foto kita menjadi menarik dan mudah difahami. Pola dapat berupa garis, lengkungan, lingkaran maupun kotak. Warna juga dapat menyusun pola tertentu. Bintik merah yang terdapat di dasar warna hijau membentuk pola tertentu semisal pada dedaunan. Pola yang sederhana akan mudah dikenali dari pola yang rumit dan susah dimengerti. Pola lingkaran dalam kehidupan sehari-hari identik dengan roda, matahari, bulan, cincin, lubang. Pola segiempat akan mengingatkan kita pada bentuk ubin, meja, pintu, jendela, dan rumah bertingkat.
Beberapa foto pola dasar yang ada disekitar kita saya sertakan agar dapat digunakan untuk mengasah kepekaan kita terhadap pola yang akan kita temui saat sedang hunting foto. Bukankah sebuah foto esai yang disajikan dengan komposisi yang berbeda juga akan menambah daya tarik.
keranjang sampah pola daun
keranjang buah pintu kayu
tikar plastik ventilasi udara
sapu lidi ubin teras
genting anyaman bambu
anyaman keranjang sepeda