By : Kelik Supriyanto
Stasiun Lempuyangan adalah pintu gerbang. Disinilah tempat masyarakat kelas bawah naik KA Ekonomi menumpukan harapan agar bisa sampai tempat tujuannya. Stasiun kelas dua yang tetap bertahan selama 136 tahun biarpun puting beliung menerjangnya beberapa waktu yang lalu.
Stasiun Lempuyangan yang mulai beroperasi sejak 2 maret 1872 ini telah menjadi saksi ratusan ribu orang datang dan pergi silih berganti dengan berbagai tujuan. Stasiun ini tidak pernah bertanya kemana mereka pergi dan kapan dia harus datang kembali. Bagi dia selembar tiket lebih berharga dari pada memikirkan perasaan orang-orang yang lalu lalang didepan hidungnya.
Stasiun Lempuyangan sekarang telah menjadi ruang publik dikarenakan semakin menyempitnya lahan tempat untuk bermain anak-anak dan bercengkeramanya sebuah keluarga urban. Pembangunan mal dan pertokoan telah menggusur keberadaan ruang publik (public space) tempat masyarakat melepaskan kesumpekan hidupnya. Mereka tidak peduli adanya kereta lewat, karena inilah tempat yang belum tergusur oleh perkembangan kota yang semakin menggila.
bangjo kereta api
bantalan rel
formasi rel
gardu pandang
pagar pembatas
tonggak perjalanan
perlintasan kereta
kereta lewat
tempat bermain